Freire dilahirkan dalam
keluarga kelas
menengah di Recife, Brasil. Namun ia mengalami
langsung kemiskinan dan kelaparan pada masa Depresi
Besar 1929, suatu pengalaman yang membentuk keprihatinannya
terhadap kaum miskin dan ikut membangun pandangan
dunia pendidikannya yang khas.
Freire mulai belajar di
Universitas
Recife pada 1943, sebagai seorang mahasiswa hukum, tetapi ia
juga belajar filsafat dan psikologi bahasa.
Meskipun ia lulus sebagai ahli hukum, ia tidak pernah benar-benar berpraktik
dalam bidang tersebut. Sebaliknya, ia bekerja sebagai seorang guru di
sekolah-sekolah menengah, mengajar bahasa Portugis. Pada 1944 ia menikah dengan
Elza
Maia Costa de Oliveira, seorang rekan
gurunya. Mereka berdua bekerja bersama selama hidupnya sementara istrinya juga
membesarkan kelima anak mereka.
Pada 1946, Freire
diangkat menjadi Direktur Departemen Pendidikand an Kebudayaan dari Dinas
Sosial di Negara bagian Pernambuco (yang ibu kotanya adalah Recife). Selama bekerja itu, terutama ketika
bekerja di antara orang-orang miskin yang buta huruf, Freire mulai merangkul
bentuk pengajaran yang non-ortodoks yang belakangan dianggap sebagai teologi
pembebasan (Dalam kasus Freire, ini merupakan campuran Marxisme
dengan agama Kristen). Perlu dicatat bahwa di Brasil pada saat itu, melek huruf merupakan syarat untuk ikut memilih dalam pemilu.
Pada 1961, ia diangkat
sebagai direktur dari departemen Perluasan Budaya dari Universitas Recife, dan
pada 1962 ia mendapatkan kesempatan pertama untuk menerapkan secara luas
teori-teorinya, ketika 300 orang buruh kebun
tebu diajar untuk membaca dan menulis hanya dalam 45 hari. Sebagai tanggapan
terhadap eksperimen ini, pemerintah Brasil menyetujui dibentuknya ribuat
lingkaran budaya di seluruh negeri.
Pada 1964, sebuah
kudeta militer mengakhiri upaya itu, dan menyebabkan Freire dipenjarakan selama
70 hari atas tuduhan menjadi pengkhianat. Setelah mengasingkan diri untuk waktu
singkat di Bolivia, Freire bekerja di Chili selama lima tahun untuk Gerakan
Pembaruan Agraria Demokratis Kristen. Pada 1967, Freire
menerbitkan bukunya yang pertama, Pendidikan sebagai Praktik Pembebasan.
Buku ini disambut
dengan baik, dan Freire ditawari jabatan sebagai profesor tamu di Harvard pada 1969. Tahun
sebelumnya, ia menulis bukunya yang paling terkenal, Pendidikan
Kaum Tertindas (Pedagogy of the
Oppressed), yang diterbitkan dalam bahasa Spanyol dan Inggris pada 1970. Buku
itu baru diterbitkan di Brasil pada 1974 (karena perseteruan politik antara serangkaian
pemerintahan diktatur militer yang otoriter dengan Freire yang Kristen
sosialis ketika Jenderal Ernesto Geisel mengambil alih kekuasaan di Brasil dan memulai proses liberalisasi.
Setelah setahun di Cambridge, Freire pindah ke Jenewa,
Swiss untuk bekerja sebagai penasihat pendidikan khusus di Dewan
Gereja-gereja se-Dunia. Pada masa itu Freire
bertindak sebagai penasihat untuk pembaruan
pendidikan di bekas koloni-koloni Portugis di Afrika, khususnya Guinea Bissau dan Mozambik.
Pada 1979, ia dapat
kembali ke Brasil, dan pindah kembali ke sana pada 1980. Freire bergabung
dengan Partai
Buruh (Brasil (PT) di kota São Paulo, dan bertindak sebagai
penyelia untuk proyek melek huruf dewasa dari 1980 hingga 1986. Ketika PT
menang dalam pemilu-pemilu munisipal pada 1986, Freire diangkat menjadi
Sekretaris Pendidikan untuk São Paulo.
Pada 1986, istrinya
Elza meninggal dunia, dan Freire menikahi Maria Araújo Freire, yang melanjutkan
dengan pekerjaan pendidikannya sendiri yang radikal. Pada 1991, didirikanlah
Institut Paulo Freire di São Paulo untuk memperluas dan menguraikan teori-teorinya
tentang pendidikan
rakyat. Institut ini menyimpan semua arsip Freire. Freire
meninggal dunia karena serangan jantung pada 2 Mei 1997. Beberapa penghargaan
yang diperoleh oleh Friere adalah ; Penghargaan Raja Baudouin (Belgia) untuk
Pembangunan Internasional Penghargaan bagi Pendidik Kristen Terkemuka
bersama istrinya, Elza Penghargaan UNESCO 1986 untuk Pendidikan untuk
Perdamaian
Paulo Freire menyumbangkan
filsafat pendidikan yang datang bukan hanya dari pendekatan yang klasik dari Plato, tetapi juga dari para pemikir Marxis dan anti kolonialis. Malah, dalam banyak cara , bukunya Pendidikan Kaum
Tertindas dapat dibaca sebagai perluasan dari atau jawaban terhadap buku Frantz Fanon, The Wretched of the Earth, yang memberikan penekanan yang kuat tentang perlunya memberikan penduduk
pribumi pendidikan yang baru dan modern (jadi bukan yang tradisional) dan anti
kolonial (artinya, bukan semata-mata perluasan budaya para kolonis).